Gagalkah Penggalangan Dana Ubuntu Edge?


Pekan lalu, terjadi pemecahan rekor penggalangan dana. Uang $12,8 juta (sekitar Rp144,8 miliar) terkumpul, yang dijanjikan untuk pengembangan sebuah ponsel terbaru.



Indeogogo menggelar kampanye untuk Ubuntu Edge, ponsel pertama dari pembuat sistem open source Ubuntu. Lebih dari 27.000 orang menyumbang antara $20 (Rp226,3 ribu) sampai $80.000 (Rp905,4 juta) (yakni Bloomberg).  Di samping itu, masing-masing dari 5.600 orang mengeluarkan dana sebesar $695 (sekitar Rp7,8 juta) untuk bisa mendapatkan sebuah ponsel pada musim semi tahun depan.

Meskipun angka tersebut berhasil memecahkan rekor untuk penggalangan dana, Ubuntu pada akhirnya tidak mengantongi uang sepeser pun. Mereka tidak mampu mencapai target mereka sebesar $32 juta (Rp362,1 miliar)  sehingga semua uang yang telah dikumpulkan dikembalikan kepada para kontributor. Pertanyaannya adalah, apakah mereka gagal?

Meskipun mereka tidak punya uang untuk mewujudkan ponsel itu, mereka terbukti memiliki pendukung. Tidak hanya 27.000 orang yang turut bekontribusi, sejumlah orang yang membuat kampanye Indiegogo sendiri untuk menggalang dana sehingga mereka bisa berkontribusi bagi Ubuntu. Mereka saat ini sedang menabung dan berharap bisa segera membelinya jika ponsel tersebut diluncurkan pada musim semi mendatang. Itu adalah data yang menarik bagi para investor. Ditambah lagi, Ubuntu mendapatkan liputan pers besar-besaran sejak diluncurkan. Perlu diingat, ini adalah sistem operasi komputer yang sedang bersaing dengan Apple, Microsoft, dan Linux.

Meskipun Ubuntu kehilangan dana, kampanye itu sangat sukses karena mereka memenuhi elemen penting dari kampanye penggalangan dana yang hebat.

1) Video yang bagus

Video adalah kesan pertama yang membuat bisnis kecil mampu menarik kontributor yang potensial. Video yang bagus itu menyenangkan, informatif, menjelaskan bisnis namun tidak membosankan. Artinya, video tersebut harus menjadi promosi bisnis yang menghibur. Kampanye Ubuntu memiliki tiga video dan foto yang tak terhitung jumlahnya. Sangat jelas bisnis apa yang nantinya akan Anda ikuti. Mereka menjelaskan penawarannya dan mengapa Anda ingin berkecimpung dalam proyek itu dengan sangat dahsyat.

2) Produk dan layanan yang hebat

Bahkan jika Anda memiliki video yang bagus, investor yang potensial tidak akan mau menyumbangkan uang mereka jika proyek Anda tidak inspiratif. Donor di situs penggalangan dana tidak mengharapkan keuntungan moneter dari investasi di proyek tersebut. Jadi proyek Anda harus benar-benar sesuai dengan mereka dalam cara yang spiritual atau artistik. Pikatlah pendukung  Anda ke dalam dunia yang mengagumkan jika produk atau layanan Anda berhasil terwujud.

Jika orang-orang tidak menyumbangkan dana bagi proyek Anda, bisa jadi karena Anda belum mencurahkan energi emosional Anda bagi proyek tersebut. Itu biasanya merupakan mata rantai yang menciptakan hubungan antara pencipta proyek dan donor yang potensial.

3) Keuntungan besar

Meskipun para investor di penggalangan dana tidak menerima keuntungan apapun dalam proyek itu, pencipta proyek biasanya memiliki beberapa keuntungan besar bagi para donor yang mencapai batas donasi tertentu. Bisa berupa twit ucapan terima kasih sampai menuliskan nama mereka sebagai produser eksekutif di proyek itu. Semakin kreatif keuntungan itu, semakin baik. Seringkali, keuntungan akan menarik perhatian orang yang mendukung Anda. Keuntungan fisik selalu lebih gemilang dari virtual atau benda-benda “lunak”. Ubuntu menawarkan ponsel produksinya sendiri. Tentunya menarik. Itu juga merupakan faktor utama bagi Pebble (ditampilkan di atas), jam tangan pintar yang meraih lebih dari AS$10 juta (sekitar Rp113,1 miliar) di Kickstarter. Dengan uang AS$99 (sekitar Rp1,1 juta) Anda bisa membeli jam tangan paling keren di pasaran itu.

Ubuntu adalah produk yang sukses besar dan harus dijadikan perhatian. Kita akan mendengar kabar berikutnya tentang mereka dan ponsel tersebut akan terwujud tergantung dari berapa banyak uang yang berhasil mereka kumpulkan dari saluran lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.